PT PP (Persero) Tbk (kode saham: PTPP) adalah salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia yang telah mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berstatus sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PTPP terus memperluas portofolio proyek konstruksi dan infrastruktur, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dengan keberhasilan mengeksekusi berbagai proyek strategis, saham PTPP sering menjadi perhatian para investor di bursa saham Indonesia.
Memasuki tahun 2024, performa PTPP menjadi sorotan karena berbagai pencapaian finansial serta proyek yang dikerjakannya. Dalam artikel ini, kita akan menganalisis kinerja saham PTPP, mengulas proyek-proyek besar yang memengaruhi pertumbuhan perusahaan, serta prospek investasi bagi para pemegang saham.
Kinerja Keuangan 2023: Laba Bersih Tumbuh Signifikan
Tahun 2023 menjadi periode yang baik bagi PTPP. Perusahaan ini berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 77,17% dibandingkan tahun 2022. Laba bersih tersebut mencapai Rp 481,36 miliar, naik signifikan dibandingkan Rp 271,69 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja keuangan yang positif ini didorong oleh peningkatan pendapatan perusahaan menjadi Rp 19,99 triliun, yang naik sebesar 5,67% dibandingkan Rp 18,92 triliun pada 2022.
Namun, meskipun pendapatan perusahaan meningkat, PTPP juga menghadapi kenaikan beban pokok pendapatan. Beban pokok pendapatan naik 8,41% year-on-year (YoY) menjadi Rp 17,61 triliun, yang sedikit menekan laba kotor perusahaan. Laba kotor pada 2023 mengalami penurunan sebesar 10,98% menjadi Rp 2,38 triliun. Meski demikian, efisiensi operasional yang diterapkan oleh manajemen PTPP mampu menjaga pertumbuhan laba bersih perusahaan.
Proyek-Proyek Strategis 2023
Keberhasilan finansial PTPP tidak terlepas dari pencapaian perusahaan dalam mengamankan berbagai proyek strategis sepanjang tahun 2023. Salah satu proyek besar yang diperoleh PTPP adalah pembangunan Train Loading Station (TLS) milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,24 triliun. Selain itu, PTPP juga bekerja sama dengan PT Wijaya Karya (WIKA) dalam menggarap proyek pembangunan Rumah Sakit Gedung Harapan Kita, yang memiliki nilai proyek sebesar Rp 836 miliar.
Pada akhir 2023, PTPP berhasil mencatat kontrak baru dengan total nilai Rp 31,67 triliun. Nilai ini sedikit meningkat sebesar 1,54% dibandingkan kontrak baru yang diperoleh pada tahun 2022, yaitu sebesar Rp 31,19 triliun. Proyek-proyek terbesar PTPP pada tahun 2023 berasal dari sektor jalan dan jembatan (34,64%), sektor gedung (31,71%), serta sektor perkeretaapian (11,22%).
Selain itu, keterlibatan PTPP dalam pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara juga diprediksi akan menjadi katalis utama pertumbuhan perusahaan pada tahun-tahun mendatang. Proyek IKN Nusantara merupakan proyek strategis nasional yang akan memberikan dampak besar bagi sektor konstruksi dan infrastruktur di Indonesia.
Prospek Saham PTPP di Tahun 2024
Menghadapi tahun 2024, prospek investasi saham PTPP masih sangat menjanjikan. Sejumlah analis memperkirakan bahwa proyek-proyek besar yang sedang dikerjakan oleh PTPP akan terus memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, khususnya dalam hal pendapatan dan laba bersih.
Selain itu, sektor infrastruktur masih menjadi salah satu fokus utama pemerintah Indonesia dalam program pembangunan nasional. Dalam hal ini, PTPP sebagai salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia akan terus mendapatkan peluang besar dalam mengamankan proyek-proyek strategis dari pemerintah.
Dari sisi teknikal, saham PTPP menunjukkan tanda-tanda positif. Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) mengindikasikan adanya peluang golden cross di area positif, yang dapat memberikan sinyal kenaikan lebih lanjut bagi harga saham. Selain itu, level support dan resistance saham PTPP berada di kisaran Rp 486 hingga Rp 545, yang memberikan peluang bagi investor untuk melakukan aksi beli pada level support.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun kinerja PTPP terlihat positif, perusahaan ini juga menghadapi sejumlah tantangan, khususnya terkait beban operasional dan volatilitas di sektor konstruksi. Beban pokok pendapatan yang meningkat sebesar 8,41% YoY menjadi salah satu tantangan utama yang harus diatasi oleh PTPP agar dapat terus meningkatkan profitabilitasnya.
Selain itu, ketidakpastian ekonomi global serta fluktuasi harga bahan baku konstruksi juga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan di masa depan. Oleh karena itu, PTPP harus terus menerapkan strategi efisiensi operasional serta mengelola risiko dengan baik agar tetap kompetitif di tengah dinamika industri konstruksi.
Kesimpulan: Apakah Saham PTPP Layak Dibeli?
Berdasarkan analisis di atas, saham PTPP memiliki prospek yang cukup menjanjikan untuk tahun 2024. Pertumbuhan laba bersih yang signifikan, portofolio proyek besar yang terus bertambah, serta keterlibatan perusahaan dalam proyek strategis nasional seperti IKN Nusantara menjadi faktor utama yang dapat mendukung pertumbuhan jangka panjang PTPP.
Namun, investor juga perlu memperhatikan sejumlah risiko yang ada, termasuk kenaikan beban operasional dan ketidakpastian di sektor konstruksi. Untuk investor yang memiliki toleransi risiko yang baik, saham PTPP dapat menjadi pilihan yang menarik untuk portofolio investasi jangka panjang, terutama dengan potensi kenaikan harga saham di masa mendatang.